Pastikan Kesehatan Hewan, Disperpa Kota Magelang
Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerja sama dengan tim medis dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Magelang intensif melakukan sidak pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban di sejumlah depo penjualan hewan Qurban. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu sejak kamis lalu (23/07/2020) hingga hari ini (30/07/2020) dimaksudkan sebagai tindakan preventif mengantisipasi adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS) di tubuh hewan qurban.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya hari kamis (30/07/2020) menyatakan untuk mencegah masuk dan beredarnya penyakit hewan menular strategis (PHMS) atau tidak layak konsumsi lainnya, pihaknya intensif melakukan pemeriksaan di sejumlah depo penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Selama penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tahun ini Disperpa ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus memastikan hewan qurban yang dijual dalam keadaan layak, sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Justru yang paling penting saat ini adalah preventif dan kewaspadaan resiko penularan Covid 19 selama perhelatan pemotongan hewan qurban tahun ini,”tegasnya.
Lebih lanjut Eri menjelaskan bahwa menyisir depo-depo penjualan hewan qurban hingga sebelum pelaksanaan Idul Adha 1441 H, 31 Juli mendatang merupakan tahap awal kegiatan rutin tahunan pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban. “Puncaknya kami akan menerjunkan puluhan petugas pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2020 untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan qurban di lokasi-lokasi pemotongan yang tersebar di wilayah Kota Magelang,”jelasnya.
Senada dengan Kadisperpa, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Hadiono didampingi Kasi Peternakan, Sugiyanto memastikan akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaaan ternak menjelang hingga sesudah pelaksanaan pemotongan hewan qurban. Dari hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan ternak yang mengalami kendala kesehatan seperti sakit mata dan diare. Disinggung temuan penyakit berbahaya dan yang dapat membahayakan konsumen, ia memastikan kondisi sampai saat ini masih aman. “Kami belum temukan indikasi temuan penyakit yang berbahaya pada ternak,” tegasnya.
Sugiyanto berharap masyarakat bisa selektif memilih hewan qurban yang layak, sehat dan aman. Kepada para pedagang hewan qurban, Sugiyanto menghimbau agar tetap menjaga kesehatan ternak qurban dengan mengatur pola makan ternak secara teratur. Dia menyebutkan, masyarakat tidak perlu terlalu risau bila hewan kurbannya mengalami sakit fisik karena tidak menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi. Kecuali, mengidap penyakit menular seperti anthrax, maka mengonsumsi daging tersebut bisa membahayakan manusia. Berita baiknya, ungkapnya, untuk penyakit menular hingga saat ini belum ditemukan dipastikan semua ternak bebas dari anthrax. “Kami akan terus mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan qurban,” ucapnya.
https://gabreutmopiex.wordpress.com/2021/06/03/panen-kacang-panjang-kegiatan-opgsup3/
https://www.thewyco.com/others/walikota-magelang-serah-terimakan-bantuan-alsintan-03-06-2021
https://dreampirates.us/world/ternak-kelinci-ternak-kelinci-03-06-2021
https://dreampirates.us/world/serah-terimakan-bantuan-alsintan-03-06-2021
Terinformasi pemeriksaan fisik ternak dilakukan di semua tempat penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pemeriksaan mata, gigi, hidung, mulut, dan umur hewan. Selain itu tim Disperpa juga memberikan pengobatan untuk hewan yang mengalami sakit ringan seperti saleb mata dan suntik vitamin. Kalau ternak sakit parah, Tim Disperpa akan merekomendasikan penjual untuk mengobatinya terlebih dahulu sampai sembuh,”ungkap Arif Febriyanto, salah satu dokter hewan Puskeswan yang bertugas memeriksa depo penjualan hewan qurban. (among_wibowo, red)
Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerja sama dengan tim medis dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Magelang intensif melakukan sidak pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban di sejumlah depo penjualan hewan Qurban. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu sejak kamis lalu (23/07/2020) hingga hari ini (30/07/2020) dimaksudkan sebagai tindakan preventif mengantisipasi adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS) di tubuh hewan qurban.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya hari kamis (30/07/2020) menyatakan untuk mencegah masuk dan beredarnya penyakit hewan menular strategis (PHMS) atau tidak layak konsumsi lainnya, pihaknya intensif melakukan pemeriksaan di sejumlah depo penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Selama penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tahun ini Disperpa ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus memastikan hewan qurban yang dijual dalam keadaan layak, sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Justru yang paling penting saat ini adalah preventif dan kewaspadaan resiko penularan Covid 19 selama perhelatan pemotongan hewan qurban tahun ini,”tegasnya.
Lebih lanjut Eri menjelaskan bahwa menyisir depo-depo penjualan hewan qurban hingga sebelum pelaksanaan Idul Adha 1441 H, 31 Juli mendatang merupakan tahap awal kegiatan rutin tahunan pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban. “Puncaknya kami akan menerjunkan puluhan petugas pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2020 untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan qurban di lokasi-lokasi pemotongan yang tersebar di wilayah Kota Magelang,”jelasnya.
Senada dengan Kadisperpa, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Hadiono didampingi Kasi Peternakan, Sugiyanto memastikan akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaaan ternak menjelang hingga sesudah pelaksanaan pemotongan hewan qurban. Dari hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan ternak yang mengalami kendala kesehatan seperti sakit mata dan diare. Disinggung temuan penyakit berbahaya dan yang dapat membahayakan konsumen, ia memastikan kondisi sampai saat ini masih aman. “Kami belum temukan indikasi temuan penyakit yang berbahaya pada ternak,” tegasnya.
Sugiyanto berharap masyarakat bisa selektif memilih hewan qurban yang layak, sehat dan aman. Kepada para pedagang hewan qurban, Sugiyanto menghimbau agar tetap menjaga kesehatan ternak qurban dengan mengatur pola makan ternak secara teratur. Dia menyebutkan, masyarakat tidak perlu terlalu risau bila hewan kurbannya mengalami sakit fisik karena tidak menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi. Kecuali, mengidap penyakit menular seperti anthrax, maka mengonsumsi daging tersebut bisa membahayakan manusia. Berita baiknya, ungkapnya, untuk penyakit menular hingga saat ini belum ditemukan dipastikan semua ternak bebas dari anthrax. “Kami akan terus mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan qurban,” ucapnya.
Terinformasi pemeriksaan fisik ternak dilakukan di semua tempat penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pemeriksaan mata, gigi, hidung, mulut, dan umur hewan. Selain itu tim Disperpa juga memberikan pengobatan untuk hewan yang mengalami sakit ringan seperti saleb mata dan suntik vitamin. Kalau ternak sakit parah, Tim Disperpa akan merekomendasikan penjual untuk mengobatinya terlebih dahulu sampai sembuh,”ungkap Arif Febriyanto, salah satu dokter hewan Puskeswan yang bertugas memeriksa depo penjualan hewan qurban. (among_wibowo, red)
Pastikan Kesehatan Hewan, Disperpa Kota Magelang
Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerja sama dengan tim medis dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Magelang intensif melakukan sidak pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban di sejumlah depo penjualan hewan Qurban. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu sejak kamis lalu (23/07/2020) hingga hari ini (30/07/2020) dimaksudkan sebagai tindakan preventif mengantisipasi adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS) di tubuh hewan qurban.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya hari kamis (30/07/2020) menyatakan untuk mencegah masuk dan beredarnya penyakit hewan menular strategis (PHMS) atau tidak layak konsumsi lainnya, pihaknya intensif melakukan pemeriksaan di sejumlah depo penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Selama penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tahun ini Disperpa ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus memastikan hewan qurban yang dijual dalam keadaan layak, sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Justru yang paling penting saat ini adalah preventif dan kewaspadaan resiko penularan Covid 19 selama perhelatan pemotongan hewan qurban tahun ini,”tegasnya.
Lebih lanjut Eri menjelaskan bahwa menyisir depo-depo penjualan hewan qurban hingga sebelum pelaksanaan Idul Adha 1441 H, 31 Juli mendatang merupakan tahap awal kegiatan rutin tahunan pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban. “Puncaknya kami akan menerjunkan puluhan petugas pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2020 untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan qurban di lokasi-lokasi pemotongan yang tersebar di wilayah Kota Magelang,”jelasnya.
Senada dengan Kadisperpa, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Hadiono didampingi Kasi Peternakan, Sugiyanto memastikan akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaaan ternak menjelang hingga sesudah pelaksanaan pemotongan hewan qurban. Dari hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan ternak yang mengalami kendala kesehatan seperti sakit mata dan diare. Disinggung temuan penyakit berbahaya dan yang dapat membahayakan konsumen, ia memastikan kondisi sampai saat ini masih aman. “Kami belum temukan indikasi temuan penyakit yang berbahaya pada ternak,” tegasnya.
Sugiyanto berharap masyarakat bisa selektif memilih hewan qurban yang layak, sehat dan aman. Kepada para pedagang hewan qurban, Sugiyanto menghimbau agar tetap menjaga kesehatan ternak qurban dengan mengatur pola makan ternak secara teratur. Dia menyebutkan, masyarakat tidak perlu terlalu risau bila hewan kurbannya mengalami sakit fisik karena tidak menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi. Kecuali, mengidap penyakit menular seperti anthrax, maka mengonsumsi daging tersebut bisa membahayakan manusia. Berita baiknya, ungkapnya, untuk penyakit menular hingga saat ini belum ditemukan dipastikan semua ternak bebas dari anthrax. “Kami akan terus mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan qurban,” ucapnya.
Terinformasi pemeriksaan fisik ternak dilakukan di semua tempat penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pemeriksaan mata, gigi, hidung, mulut, dan umur hewan. Selain itu tim Disperpa juga memberikan pengobatan untuk hewan yang mengalami sakit ringan seperti saleb mata dan suntik vitamin. Kalau ternak sakit parah, Tim Disperpa akan merekomendasikan penjual untuk mengobatinya terlebih dahulu sampai sembuh,”ungkap Arif Febriyanto, salah satu dokter hewan Puskeswan yang bertugas memeriksa depo penjualan hewan qurban. (among_wibowo, red)
Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang bekerja sama dengan tim medis dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Magelang intensif melakukan sidak pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan Qurban di sejumlah depo penjualan hewan Qurban. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu sejak kamis lalu (23/07/2020) hingga hari ini (30/07/2020) dimaksudkan sebagai tindakan preventif mengantisipasi adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS) di tubuh hewan qurban.
Kepala Disperpa, Eri Widyo Saptoko ditemui di ruang kerjanya hari kamis (30/07/2020) menyatakan untuk mencegah masuk dan beredarnya penyakit hewan menular strategis (PHMS) atau tidak layak konsumsi lainnya, pihaknya intensif melakukan pemeriksaan di sejumlah depo penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Selama penyelenggaraan pemotongan hewan qurban tahun ini Disperpa ingin memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus memastikan hewan qurban yang dijual dalam keadaan layak, sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Justru yang paling penting saat ini adalah preventif dan kewaspadaan resiko penularan Covid 19 selama perhelatan pemotongan hewan qurban tahun ini,”tegasnya.
Lebih lanjut Eri menjelaskan bahwa menyisir depo-depo penjualan hewan qurban hingga sebelum pelaksanaan Idul Adha 1441 H, 31 Juli mendatang merupakan tahap awal kegiatan rutin tahunan pengawasan dan pemeriksaan hewan qurban. “Puncaknya kami akan menerjunkan puluhan petugas pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2020 untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan qurban di lokasi-lokasi pemotongan yang tersebar di wilayah Kota Magelang,”jelasnya.
Senada dengan Kadisperpa, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Hadiono didampingi Kasi Peternakan, Sugiyanto memastikan akan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaaan ternak menjelang hingga sesudah pelaksanaan pemotongan hewan qurban. Dari hasil pemeriksaan sementara belum ditemukan ternak yang mengalami kendala kesehatan seperti sakit mata dan diare. Disinggung temuan penyakit berbahaya dan yang dapat membahayakan konsumen, ia memastikan kondisi sampai saat ini masih aman. “Kami belum temukan indikasi temuan penyakit yang berbahaya pada ternak,” tegasnya.
Sugiyanto berharap masyarakat bisa selektif memilih hewan qurban yang layak, sehat dan aman. Kepada para pedagang hewan qurban, Sugiyanto menghimbau agar tetap menjaga kesehatan ternak qurban dengan mengatur pola makan ternak secara teratur. Dia menyebutkan, masyarakat tidak perlu terlalu risau bila hewan kurbannya mengalami sakit fisik karena tidak menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi. Kecuali, mengidap penyakit menular seperti anthrax, maka mengonsumsi daging tersebut bisa membahayakan manusia. Berita baiknya, ungkapnya, untuk penyakit menular hingga saat ini belum ditemukan dipastikan semua ternak bebas dari anthrax. “Kami akan terus mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan qurban,” ucapnya.
Terinformasi pemeriksaan fisik ternak dilakukan di semua tempat penjualan hewan qurban di Kota Magelang. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pemeriksaan mata, gigi, hidung, mulut, dan umur hewan. Selain itu tim Disperpa juga memberikan pengobatan untuk hewan yang mengalami sakit ringan seperti saleb mata dan suntik vitamin. Kalau ternak sakit parah, Tim Disperpa akan merekomendasikan penjual untuk mengobatinya terlebih dahulu sampai sembuh,”ungkap Arif Febriyanto, salah satu dokter hewan Puskeswan yang bertugas memeriksa depo penjualan hewan qurban. (among_wibowo, red)
- The dentist in Lahore is a doctor specializing in dental surgery. It treats ailments of the teeth, mouth and gums.
- For the divorce procedure for overseas Pakistani in UAE through lawyers in Pakistan Nazia Law Associates is the best law firm
- For civil cases hire the best advocate in Pakistan from a law firm in Lahore Jamila Law Associates. Where, in the performance of the attorneys
- Coronavirus – United Kingdom: COVID-19 update 24 Mei 2021, Coronavirus – United Kingdom: COVID-19 update (24 Mei 2021)